Hi, Friends ! welcome to www.BeritaMantap.com. | About Us | Contact | Register | Sign In
Berita Islam Dakwah Kebesaran Allah Motivasi Cinta Pernikahan Remaja Keluarga
Berita Islam Berita Nasional Berita Dunia Berita Banua
Bisnis Syariah Bisnis Online Wirausaha Agribisnis Dollar Halal
Makanan Minuman Kue
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh
Anime Lucu Nasyid Bola Movies Aneh

Statistik Visitor

Tampilkan postingan dengan label Konferensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konferensi. Tampilkan semua postingan

Ismail Yusanto: Dulu Kita Merdeka Atas Nama Allah, Kenapa Sekarang Meninggalkan Tuntunan Allah?

BeritaMantap.com - Pada bulan Ra’jab 1432 H lalu, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar rangkaian marathon konferensi Rajab yang dimulai dari kota Banjarmasin ( 2/06/2011) hingga puncaknya di Jakarta (29/06/2011). Ide yang diusung pun sangat visioner, yakni menegakkan Syariah dibawah naungan Khilafah Islamiyah.

Acara yang berlangsung di Jakarta sendiri berlangsung semarak. Dengan dibanjiri 25.000 peserta, acara diisi orasi dari berbagai tokoh Hizbut Tahrir dan masyarakat untuk segera menegakkan Syariah dan Khilafah demi persatuan umat. Karena menurut Ismail Yusanto, selaku Jubir HTI, mengatakan hanya Khilafah lah yang bisa menyatukan seluruh elemen Umat Islam.

“Kita mau pakai cara apa lagi? PBB tidak mungkin. OKI tidak mungkin. Liga Arab dan ASEAN apalagi. Tidak ada cara lain selain Daulah Khilafah.” Tandasnya penuh semangat kepada Eramuslim.com.

Bahkan Ismail Yusanto menantang SBY untuk membuktikan ucapannya di Bekasi (26/6) bahwa harus terjadi persatuan dunia Islam dalam menghadapi tantangan global.

”Kalau beliau (SBY, red.) mengingat bahwa beliau akan mati dan menghadap Allah SWT, mestinya tidak ada pilihan selain membela Islam. ” Tantangnya.

Lantas bagaimanakah cara mewujudkan Khilafah Islamiyah? Instrumen apakah yang akan dipakai Hizbut Tahrir? Bagaimana pula pandangannya mengenai gerakan Islam yang berjihad dalam menegakkan Khilafah Islamiyah? Betulkah Khilafah akan tegak di tahun 2020? Wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, mewawancara Ismail Yusanto untuk mendiskusikan itu semua, seusai Konferensi Pers yang dilakukan HTI di sela-sela Konferensi Rajab. Berikut petikan wawancara kami.

Hizbut Tahrir sudah beberapa kali melakukan Konferensi tentang Khilafah, apakah masyarakat semakin sadar butuh Khilafah?

Iya kami merasa seperti itu. Setiap dua tahun sekali, terakhir tahun 2010, kami meng-hire perusahaan riset untuk melakukan survey nasional tentang berbagai isu penting. Diantaranya mengenai Syariah dan Khilafah. Nah, hasilnya pendukung Syariah itu diatas 73 % dari 1300 responden di 30 kota besar. Kemudian pendukung Khilafah malah lebih besar lagi, yakni 83%. Itu penelitian yang kami hire.

Sementara Setara Institute juga pernah melakukan survey sikap masyarakat untuk Pluralisme, Toleransi, tapi di dalamnya ada pertanyaan mengenai Khilafah. Nah, ternyata di Jabotabek ada 34,6 % yang mendukung Khilafah. Di Bogor lebih besar lagi, yakni yang mendukung 46 % dan yang menolak 41 %. Kemudian di Depok antara yang mendukung dengan yang tidak, hasilnya fifty-fifty. Nah jadi, selain kami terjun langsung ke grasroot bertemu dengan para ulama dan umat, kami merasakan bagaimana dukungan itu makin hari, makin besar.

Ide Khilafah ini sangat besar, sementara masyarakat Indonesia masih rendah Keimanannya. Apa mereka bisa diajak menegakkan Khilafah?

Nah ini yang sering disalah pahami banyak orang. Seolah-olah ketika Hizbut Tahrir mengajak umat mendirikan Khilafah lantas melupakan hal-hal yang bersifat esensial dan elementer. Seruan kami mengajak untuk tegaknya Syariah dan Khilafah itu ibarat vision and mission statement. Yang namanya Visi itu pasti menyangkut sesuatu yang besar, jauh kedepan, dan diharapkan mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi.

Tetapi di dalam pelaksanaannya, coba perhatikan apa yang dilakukan Hizbut Tahrir? Kita memulainya dengan melakukan pembinaan/halaqoh. Dan di dalam halaqoh itu dijelaskan mengenai aqidah, keterikatan seorang muslim kepada syariah, termasuk dalam ibadah. Maka Insya Allah, dari pengalaman kami selama ini, mereka-mereka yang ikut dalam pembinaan bersama Hizbut Tahrir, justru keterikatan kepada Syariah termasuk di dalam ibadah semakin hari semakin meningkat.

Bahkan lebih Syumul (Sempurna)?

Iya jadi lebih syumul. Karena kemudian dia melihat, mana persoalan pribadi, persoalan ibadah, akhlak, akidah, atau muamalah. Jadi mereka tahu ibadahnya dan muamalah-nya bagus, termasuk juga dawah.

Gerakan-gerakan Islam memiliki Visi dan Misinya masing-masing, Bagaimana Hizbut Tahrir menyatukan mereka semua? Mengingat Ide Khilafah menaungi semua golongan

Sebenarnya dalam dialog kami dengan berbagai kelompok Islam, itu tidak ada perbedaan esensial terhadap Syariah dan Khilafah. Syariah dan Khilafah itu disetujui oleh seluruh gerakan Islam. Bahkan kita datang ke pesantren, ke ulama, ke pimpinan Muhammadiyah di berbagai daerah, mereka juga mendukung (Syariah dan Khilafah). Karena mereka menyadari, bahwa Khilafah adalah ide Islam, bukan hanya ide Hizbut Tahrir.

Yang berbeda adalah pada metode atau thoriqoh perjuangannya. Nah kalau sudah menyangkut metode atau thoriqoh perjuangan, hal itu kembali pada diri masing-masing. Bukan lagi hak kami untuk mencampuri. Namun kami mengambil sisi positifnya bahwa ini memang keragaman yang tidak bisa dielakkan terjadi di tengah-tengah umat. Tapi yang paling penting adaah semuanya mengarah kepada visi dan misi yang sama, yakni tegaknya Syariah dan Khilafah.

Isu Transnasional sekarang menjadi sasaran Densus. Hizbut Tahrir Indonesia masih mau jalan terus?

Insya Allah kita akan jalan terus. Apa pun hambatan dan rintangan yang kita hadapi, hal itu tidak akan membuat kita surut sejengkal pun. Karena perjuangn memang sudah sunatullah seperti itu. Tapi kita juga perlu mencermati, bahwa kemungkinan-kemungkinan terjadinya hambatan itu harus sebisa mungkin kita cegah. Seperti RUU Intelejen, kita juga berdialog dengan berbagai komponen masyarakat. Baik itu di dalam tubuh umat Islam maupun yang ada di luar. Termasuk kami juga berdialog dengan komponen yang ada di parlemen, ternyata tidak hanya Hizbut Tahrir yang menolak itu, tapi hampir semuanya menolak RUU itu. Karena RUU ini mengancam mereka juga. Karena dalam RUU intelejen ada kewenangan menyadap, kalau sudah ada kewenangan menyadap siapapun bisa menyadap. Ada kewenangan menangkap tanpa bukti awal, maka siapapun juga bisa ditangkap.

Nah karena itu, dengan dialog dan komunikasi yang kami lakukan, insya Allah kekuatan yang menolak munculnya RUU itu semakin hari semakin besar.

Dalam pandangan Hizbut Tahrir, bagaimana cara menegakkan Khilafah? Apakah dengan Demokrasi, Jihad, atau Dakwah Tauhid?

Hizbut Tahrir menolak demokrasi, karenanya Hizbut Tahrir tidak akan menempuh cara demokrasi, karena demokrasi itu berarti kedaulatan di tangan rakyat. Sedangkan Hizbut Tahrir meyakini kedaulatan itu di tangan Allah SWT. Tetapi tidak berarti bahwa Hizbut Tahrir mengharamkan pemilihan umum. Karena pemilihan itu hanya cara untuk memilih wakil dan ini masuk dalam bab Wakalah. Wakalah itu ada empat unsur, ada wakil, muwakkil, ijab qabul, dan ada amal yang harus dilakukan oleh wakil atas perintah muwakkil.

Nah, dari empat unsur ini yang menjadi persoalan adalah amal. Amal apakah yang dilakukan wakil atas perintah muwakkil? Kalau amalnya sesuai aqidah dan syariah maka amal itu kita terima. Kalau bertentangan, maka kita tolak.

Nah kembali kepada metode, lantas dengan metode apa Hizbut Tahrir menegakkan Khilafah? Maka kami mengatakan dengan metode Rasulullah SAW, yakni dengan pembinaan dan pengkaderan.

Kemudian, melakukan interaksi di tengah masyarakat. Kita bergerak di tengah masyarakat menjelaskan Islam lalu mereka faham, maka muncullah Al way’ul ‘am, (kesadaran umum tengan Islam). Al Way’ul siyasi (kesadaran politik tentang Islam). Kita juga melakukan kontak kepada ashabul fa’aliyat (mereka yang memiliki pengaruh), ahlul quwwah (pemiliki kekuatan). Sampai akhirnya, sebagaimana Rasulullah SAW dia didukung oleh ahlun nusroh (pemegang kekuatan penentu), maka tegaklah daulah Islam pertama di Madinah. Kira-kira begitu secara ringkas.

Nah mengenai jihad, Hizbut Tahrir dalam berbagai kesempatan selalu mengatakan bahwa kami melakukan dakwah non kekerasan. Kenapa? Karena dakwah itu tujuannya adalah merubah pemikiran seseorang. Merubah pemikiran harus dengan pemikiran, tidak bisa dengan kekerasan. Kedua, kami melakukan dakwah siyasi (politik)untuk perubahan politik.

Tapi tidak berarti bahwa Hizbut Tahrir kemudian menolak Jihad, karena Jihad adalah ajaran Islam. Jihad itu bisa dilakukan pada waktunya. Nah kapan Jihad itu dilakukan? Satu, ketika umat Islam diserang. Maka wajib umat Islam membela diri seperti terjadi di Irak, Palestina, Afghanistan,di Ambon dan juga Poso dulu.

Dan yang kedua adalah jihad hujumi. Ini jihad ofensif untukfutuhat (pembebasan). Nah ini terjadi jika umat Islam dipimpin oleh seorang Kholifah.

Lalu, kira-kira kapan Khilafah Tegak?

Khilafah tegak itu sangat tergantung kepada nashrullah (pertolongan Allah). Dan nashrullah itu qodho (ketetapan) dari Allah, kita tidak tahu, Allahua’lam. Tetapi banyak analis dari Barat khususnya, seperti NIC (National Intelligence Council), pada konferensi tahun 2005 memperkirakan bahwa tahun 2020 kemungkinan Khilafah bisa berdiri.

Apa Indikasinya?

Nah indikasinya mereka mengkaji tren global, misalnya kenaikan dan kekuatan dunia Islam. Baik dari segi populasi, sumber daya alam, geografis, politis, kesadaran ideologi umat Islam, meningkatnya keberagamaan dan lain sebagainya. Nah pada saat yang sama, terjadi tendensi penurunan kekuatan di Negara-negara barat. Kita ketahui dari segi populasi, masyarakat Eropa mengalami pertumbuhan penduduk 0%, bahkan negatif. Ekonomi Amerika sekarang turun, bahkan dililit hutang yang luar biasa. Maka itu mereka kemudian membuat mapping globalization dan diantaranya kemungkinan tahun 2020 Khilafah akan tegak.

Mengenai 2020, bukan hanya NIC, bahkan mantan Wakil Ketua Parlemen Rusia (Michael Buriyev, red.), juga memperkirakan tahun 2020 Khilafah akan berdiri. Sementara Hizbut Tahrir sendiri tidak pernah memperkirakan kapan Khilafah tegak. Karena kita yakin Khilafah itu fardhullah juga wa’dullah, janji Allah.

Beberapa waktu lalu, SBY menyerukan persatuan Dunia Islam. Apa SBY juga bisa diajak untuk menegakkan Khilafah?

Oh bisa saja kenapa tidak? Selagi dia manusia, siapapun dia bisa berubah. Jangankan Pak SBY, Umar bin Khaththab saja yang dulu sangat keras mementang Islam, bisa menjadi pembela Islam yang luar biasa. Ini berpulang kepada beliau, apakah beliau mau menjadi pembela Islam atau tidak. Kalau beliau mengingat bahwa beliau akan mati dan menghadap Allah SWT, mestinya tidak ada pilihan selain membela Islam. Dan seruan untuk dunia Islam bersatu adalah seruan yang sudah sering sekali kita dengar dari banyak pihak. Cuma persoalannya adalah bagaimana kita bersatu?

Nah inilah ironinya. Ketika Hizbut Tahrir menyerukan tegaknya Khilafah yang akan memungkinkan terjadinya persatuan dunia Islam, kenapa kemudian ditolak? Dan ini berarti tidak cocok antara seruan dengan tindakan. Itulah yang sering diucapkan oleh tokoh-tokoh di Indonesia, termasuk tokoh-tokoh umat.

Menurut kami hal ini tidak boleh diteruskan. Jadi, jika menyerukan persatuan Islam di seluruh dunia Islam harus konsisten. Kita mau pakai cara apa lagi? PBB tidak mungkin. OKI tidak mungkin. Liga Arab dan ASEAN apalagi. Tidak ada cara lain selain Daulah khilafah.

Apa pesan Ustadz kepada Umat?

Saya kira saat ini, kita tidak punya pilihan setelah sosialisme dan kapitalisme terbukti gagal. Bahkan semakin nyata kebobrokonnya. Bagaimana Krisis Ekonomi mulai melanda dunia, Yunani, Amerika, dan lain sebagainya. Nah, pertanyaannya kemana kita akan mengadu selain kepada Islam? Inilah saatnya kita kembali kepada Islam. Kita diberikan negeri yang luar biasa barokah dari Allah. Kita sendiri juga mengakui kemerdekaan Indonesia atas berkat rahmat Allah, tapi kenapa kita mengelola negeri yang dulu merdeka atas nama Allah, justru sekarang meninggalkan tuntunan Allah? Nah ini harus dihentikan, sudah saatnya kita kembali kepada Islam, kepada Al haqq, yaitu kepada Syariah.

Dan jika betul-betul kita mau menjadi khoiru ummah, maka tidak mungkin tidak kita harus bersatu, dan persatuan itu hanya mungkin terjadi dengan Khilafah. (eramuslim, beritamantap)

Foto Terbaru Konferensi Rajab 1432 H Jakarta

BeritaMantap.com - Puncak Konferensi Rajab 1432 H dilaksanakan di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (29/6). Sekitar 20 ribu warga Jakarta dan sekitarnya memenuhi stadion di Jakarta Selatan. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto membuka acara ini. Ia menjelaskan, bulan Rajab memiliki arti penting bagi umat Islam. Yang pertama, di bulan ini ada peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Kedua adalah runtuhnya Khilafah Islam di Turki.

Acara ini, jelasnya, bukan untuk meratapi keruntuhan khilafah tapi untuk meneguhkan semangat untuk memperjuangkan kembalinya syariah dan khilafah. Sebab khilafah adalah persoalan besar kaum Muslim . Ketiadaannya menjadikan kaum Muslim menderita karena syariat Islam tidak bisa dilaksanakan.

Ia menjelaskan, konferensi ini telah berlangsung di 29 kota. Antusiasme mereka sangat tinggi. Menurutnya, ini bukan untuk unjuk kekuatan tapi untuk menunjukkan bahwa di tengah kondisi kaum Muslimin yang terpuruk masih ada orang-orang yang peduli terhadap Islam. Ia mengajak seluruh kaum Muslimin untuk terus bahu membahu memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah di muka bumi ini karena itu merupakan panggilan keimanan. Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggarakannya acara ini.

Duo MC: Ustadz Yasin Muntahar dan Ustadz Khoir Harry Mukti

Ustadz Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI membuka acara

Ustadz Muhammad Rahmat Kurnia menyampaikan orasi menggugah

Tim Nasyid Shoutul Khilafah menggelorakan semangat peserta

Ustadz Harits Abu Ulya menyampaikan orasi yang berkobar

Semangat peserta Muslimah HTI

Duet Ustadz Tun Kelana Jaya dan Ustadz Farid Wadjdi

Ustadz Ali Musthofa

Peserta Konjab dari Muslimah HTI beserta para tokoh

Ustadz Hafidz Abdurrahman dan Ustadz Anwar Iman ...

Jubir HTI mengadakan Konferensi Pers kepada para wartawan, didampingi Ustadz Roni

Balon udara Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah ....

bendera kebanggaan umat Islam: Al-Liwaa dan Ar-Royaa ....

[hizbut-tahrir.or.id]

20 Ribu Umat Muslim Hadiri Konferensi Rajab 1432 Hijriah di stadion Lebak Bulus, Jakarta

20 Ribu Umat Muslim Hadiri Konferensi Rajab
BeritaMantap.com - JAKARTA- Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyelenggarakan Konferensi Rajab 1432 Hijriah di stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Acara yang digelar rabu (29/6/2011) ini bertema 'Hidup Sejahtera di Bawah Naungan khilafah'.

Juru bicara HTI, Ismail Yusanto mengatakan sedikitnya sebanyak 20 ribu umat Islam dari 29 kota Mulai Aceh hingga Papua hadir dan larut dalam gempita penerapaN syariah dalam naungan Khilafah.

"Konferensi rajab ini merupakan sarana untuk mencerdaskan dan mencerahkan umat. Konferensi ini diadakan untuk memompa semangat dan optimisme akan keberhasilan perjuangan penegakan kembali syariah dan khilafah," terang Ismail Yusanto di Stadion Lebak Bulus.

Ia mengatakan, dalam acara ini juga merupakan momentum bagi HTI untuk menawarkan solusi syariah dan khilafah. Tawaran tersebut dinilai sebagai wujud keimanan kead sang Kholiq dan kecintaan terhadap Indonesia.

"Penegakan syariah secara kaffah di bawah maungan daulah khilafah mutlak diperlukan sebagai jalan penyelesaian atas berbagai persoalan di negeri ini," imbuhnya.

Menurutnya, saat ini masalah demi masalah masih menghinggapi rakyat Indonesia. HTI menganggap semua itu terjadi akibat penerapan sistem kapitalis-liberal.

"Oleh karena itu, HTI meyakini bahwa penerapan syariah Islam akan mampu mensejahterakan rakyat Indonesia," pungkasnya. [Tribunnews.com/beritamantap.com]

30.000 Umat Islam Hadiri Konferensi Rajab 1432 H Sidoarjo

BeritaMantap.com - Puluhan Ribu Kaum Muslim Jatim, Madura dan Bali Hadiri Konferensi Rajab 1432 di Delta Sidoarjo

Seruan penegakan Khilafah sebagai solusi atas persoalan negeri ini bergema di bumi Jawa Timur. Sekitar 30.000 warga Jawa Timur, Madura dan Bali mendukung “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah”, Ahad, 26/06/2011.

Massa dari seluruh Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Nganjuk, Mojokerto, Jember, Bojonegoro, Probolinggo, Madura, bahkan Bali memadati GOR Delta untuk mengikuti Konferensi Rajab 1432 H bertema, “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah” yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), demikian seperti dikutip suarasurabaya.net.

Khoiry Sulaiman Ketua DPD HTI Jawa Timur mengatakan konferensi ini digelar sebagai sarana untuk memompakan semangat dan optimisme kepada umat muslim. Bahwa penegakan syariat Islam dan Khilafah sekaligus bisa mencerdaskan dan mencerahkan umat.

Dalam konferensi yang dipandu H. Hari Mukti mantan rocker era 1980an itu menghadirkan para orator dari ulama berbagai daerah seperti Aceh, Medan dan Jember. Selain juga orator dari DPP HTI.

Menurut Khoiry Indonesia saat ini tenah dirundung masalah di berbagai bidang. Kemiskinan, kebodohan, layanan kesehatan yang tidak terjangkau, kriminalitas, ekonomi liberal dan ideologi kapitalisme termasuk di dalamnya liberalisasi dan demokrasi.

Bertepatan dengan momen bulan Rajab yang memiliki 2 peristiwa besar. Yaitu perjalanan Muhammad Rasulullah dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina menuju Sidroh Muntaha yang dikenal sebagai Isra’ Mi’raj. Peristiwa kedua yang juga terjadi di bulan Rajab adalah runtuhnya Khilafah Ustmani yang berpusat di Turki pada 28 Rajab 1342 H oleh tangan-tangan penjajah.

“Akibatnya, timbul malapetaka yang menimpa muslim di dunia, runtuhnya Khilafah adalah induk segala kejahatan,” ujar Khoiry.

Meski demikian, Khoiry mengingatkan kepada massa yang hadir untuk tidak meratapi momen menyedihkan tersebut. Sebaliknya, umat muslim harus bangkit mengokohkan perjuangan pendirian penegakan syariah Khilafah. Konferensi ini menjadi momen kebangkitan dunia Islam dengan tegaknya Khilafah dan menyatukan semua muslimin di seluruh dunia untuk bersama-sama menerapkan Islam secara kaffah untuk melawan penguasan jahiliyah dari seluruh dunia.

Humas HTI DPD I Jatim, KH Dr Moh Usman mengatakan konferensi ini bukan sekadar seremonial tanpa nilai yang membangkitkan umat. Akan tetapi mengingatkan dan menyafarkan umat Islam sebagai umat yang terbaik (khoiru ummah).

Konferensi ini untuk mengokohkan kembali perjuangan penegakan syariah dan khilafah. ”Jawabannya hanya satu, tegakkan khilafah,” ujarnya.

Dengan ideologi Islam, lanjutnya, semuanya akan sejahtera dan tidak akan menggantungkan kapitalis dan penjajah. ”Khilafah islam ditegakkan, tidak akan ada lagi korupsi, pornografi, pornoaksi, kemiskinan, kebodohan dan lain sebagainya,” terang dia.

Tampak hadir dalam konfrensi ini, KH Abduh, KH Zawawi, mantan rocker Harry Mukti, dan para asatidz dari DPD HTI I Jatim lainnya. (syabab.com/beritamantap.com)

Ahad Ini, Hizbut Tahrir Gelar Konferensi di Berbagai Negeri, dari Sidoarjo Hingga Chicago

BeritaMantap.com - Seruan Khilafah sebagai solusi tuntas atas persoalan yang menimpa dunia menggema di berabagai negeri, paling tidak hari ini, Ahad (26/6). Di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia menggelar Konferensi Rajab 1432 H serentak di tujuh kota besar yakni di Makassar, Luwuk, Gorontalo, Medan, Palangkaraya, Pontianak, Tanjung Pinang, dan Sidoarjo.

Sebelumnya, belasan kota besar lainnya telah menggelar konferensi serupa sejak 2 Juni lalu. Animo masyarakat untuk mengikuti perhelatan kolosal ini cukup tinggi. Salah satu contohnya saja di Bangka Belitung peserta yang ditargetkan 1500 ternyata mencapai hampir 3000 peserta.

”Padahal tiket sudah habis, tapi masyarakat yang bersedia hadir terus bertambah walau mereka tidak mendapatkan tiket. Ini merupakan sambutan luar biasa dari masyarakat dalam memperjuangkan syariah dan khilafah,” ujar Sekretaris Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Roni Ruslan kepada mediaumat.com (26/6) pagi di Kantor Pusat DPP HTI.

Antusiasme tersebut, lanjut Roni, ternyata tidak hanya dari masyarakat secara umum tapi juga para tokoh-tokoh dari Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, sampai wakil gubernur menyambut konferensi yang bertajuk Hidup sejahtera di bawah naungan khilafah itu.

Menurutnya, acara yang digelar secara bergiliran di 29 kota ini untuk memberikan pengertian terhadap penguasa negara-negara barat bahwa yang dibutuhkan masyarakat adalah khilafah bukan demokrasi.

“Sedangkan pada para penguasa negeri kaum Muslimin, kita menyampaikan bahwa mereka sebagai diktator dan pengkhianat umat tidak layak lagi memimpin selama mereka masih menjalankan sistem kufur dari barat itu,” jelasnya

Kegiatan ini juga bisa disaksikan melalui video streaming di situs www.hizbut-tahrir.or.id. Di-relay ke seluruh penjuru dunia menggunakan tiga bahasa yakni Arab, Inggris dan juga tentunya Indonesia.

Dari Sidoarjo hingga Chicago

Acara Konferensi tentang Khilafah juga tidak hanya di Indonesia, tetapi juga digelar di negeri jiran Malaysia. Kegiatan yang disebut Konferensi Kebangkitan Khilafah ini diselenggarakan di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Selangor. Seperti halnya di Indonesia, konferensi tentang Khilafah tersebut disiarkan secara langsung melalui streaming ke seluruh penjuru dunia.

Pada hari yang sama, Konferensi Khilafah juga akan dilaksanakan di pusat jantungnya peradaban kapitalisme yang kini tinggal mengunggu puing-puingnya, Amerika Serikat. Konferensi yang telah dipublikasikan sejak awal Juni ini akan tetap diselenggarakan tanpa sedikitpun halangan. Sementara itu konferensi serupa juga akan digelar di negeri-negeri lainnya di hari-hari berikutnya.

Subhanallah, semua ini hanya menunjukkan, seruan penyatuan kaum Muslim di seluruh dunia di bawah naungan Khilafah ini, lebih dari penyatuan Gadjahmada yang dikenal dengan nusantara. Khilafah inilah yang akan menyatukan umat Islam, dari ujung timur hingga ujung barat dunia. Insya Allah, semakin dekat. [m/mediaumat/beritamantap]

Luar Biasa, Warga Inggris Menabung untuk Ikut Konferensi Rajab 1432H di Indonesia

BeritaMantap.com - Sidoarjo. Konferensi Rajab 1432 H yang diadakan oleh Hizbut tahrir Indonesia menjadi perhatian dunia. Bukan hanya kaum Muslimin Indonesia yang turut berpartisipasi. Namun juga kaum Muslimin dari luar negeri datang dan berpartisipasi secara langsung dalam Konferensi Rajab, di antaranya adalah Dr Mahmud Salim Achia yang sengaja datang dari London, Inggris.

DR. Mahmud Salim Achia yang secara langsung menyempatkan untuk hadir dalam konferensi Rajab, Ahad (26/6) di Sidoarjo, Jawa Timur, menyatakan informasi tentang pelaksanaan konferensi diperoleh dari facebook. “Saya pun menabung untuk dapat hadir di konferensi ini,” ujarnya.

“Subahanallah, saya melihat keinginan dan harapan saat besar, puluhan ribu kaum Muslimin yang hadir dalam konferensi ini sangat berkesan bagi saya dan saya akan menceritakan semua ini kepada saudara-saudara saya di London” lanjutnya.

Salim meyakini bahwa hanya dengan syariahlah umat manusia akan bisa hidup sejahtera. Dan syariah hanya bisa tegak dengan khilafah. “Saya menyerukan kepada saudara-saudara saya di Eropa untuk mengambil bagian dalam perjuangan penegakkan syariah dan khilafah” jelas Salim.

Selain di Sidoarjo, hari ini konferensi pun dilaksanakan di tujuh tempat lainnya, yakni Makassar, Luwuk, Gorontalo, Medan, Palangkaraya, Pontianak, dan Tanjung Pinang. Disiarkan secara langsung melalui video streaming melalu situs hizbut-tahrir.or.id[] fatih mujahid/mediaumat.com

Komentar Para Tokoh terhadap Konferensi Rajab Hidup Sejahtera di bawah naungan KHILAFAH

BeritaMantap.com - KH Prof Miftah Farid, Ulama Jawa Barat
Seorang Muslim itu mempunyai kewajiban melaksanakan syariat Islam dan menegakkan syariat islam. Itu makna yang luas dari "udkhuluu fii silmi kaffah". Mudah-mudahan konferensi ini sukses dan barakah, melahirkan semangat untuk melaksanakan penegakan ajaran Islam di bumi pertiwi ini.


KH Athian Ali M Dai, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia
Kalau ada seorang Muslim, tidak ada sedikitpun keinginan menegakkan syariat Islam harus diragukan keislamannya. Mudah¬-mudahan konferensi ini bisa memberikan pencerahan bagi mereka yang belum mengerti Islam atau kepada mereka yang selama ini tidak pernah mau mengerti tentang Islam.


Prof Dr H Detri Karya, Rektor Universitas Islam Riau Pekanbaru
Momentum Konferensi Rajab 1432 H yang ditaja oleh HTI mengingatkan kembali kepada umat pentingnya Syariah dan Khilafah dalam menyftsaikan problematika umat. Semoga Konferensi rajah yang diadakan oleh HTI Riau berlangsung suskes dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Saya mendukung perjuangan yang dilakukan oleh Hizbut tahrir Indonesia dalam memperjuangkan syariah dan khilafah.


Tgk. Faisal Ali (Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh)
Agama tidak boleh dipisahkan dari Negara Islam tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan, khilafah adalah sistem kekuasaan yang dimiliki Islam. Momentum Konferensi Rajab 1432 H bisa menjadi salah satu medium untuk memperkuat kesadaran bersyariah menuju syariah Islam secara kaffah bahkan khilafah.


Prof Zainal Abidin, mantan Rektor KIN Ar-Raniry
Kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan negara akan bisa terjamin berada dalam syariah ketika ada khalifah sebagaimana dahulu Rasulullah telah memberi contoh kepada kita. Konferensi Rajab 1432 H adalah stimulan yang harus dilanjutkan dalam gerakan dakwah di tengah umat setiap saat.


Zardan Arabi MT, Pengusaha Aceh
Konferensi Rajab bisa menjadi jembatan menjelaskan persoalan apa itu syariah dan bagaimana syariat Islam bisa menjadikan umat kembali berjaya sebagaimana pendahulu kita.


Tgk Abdur Rani, Ketua MPU Aceh Barat
Gagasan Daulah Khilafah Islamiyah saya rasa itu patut diperjuangkan, karena yang telah berhasil memakmurkan masyarakat itu adalah sistem Khilafah.


Ust. Hazbullah Huda, Pengasuh Majelis Ta'lim Babur Rohim, Kotawaringin, Kalteng
Hanya dengan sistem Khilafah Islamiyah, bumi dan seisinya akan damai, makmur, sentosa di bawah naungan ridha dari Allah SWT


Buya H. Hasan Nasiruddin, Lc.MA, Ketua Majelis Ulama Nagari Balingka-Kab Agam
Syariah Islam merupakan sistem hidup yang sempurna dan modern. Islam sebagai 'rahmatan lil alamin' tidak akan mungkin bisa dicapai tanpa adanya syariah dan khilafah yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Kita bersyukur dengan ada Konferensi Rajab 1432 H. Semoga kesadaran masyarakat terhadap syariah dan khilafah semakin kuat sehingga nashrullah segera terwujud.


Buya H. Drs. Sudirman, Pengawas Pendidikan Muhammadiyah Sumbar
Ketiadaan Khilafah Islam adalah pangkal dari segala malapetaka, kerusakan dan problem yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Karena itu, menegakkan kembali kehidupan Islam melalui Khilafah Islam inilah yang sesungguhnya harus menjadi masalah utama umat Islam. insyaallah dengan konferensi rajab ini, umat kembali sadar dan yakin bahwa khilafah adalah janji Allah dan solusi.


Buya Alimudin, Ketua Komisi Fatwa MUI Kab Pesisir Selatan, Sumbar
Konferensi Rajab 1432 H merupakan momentum yang baik untuk mengajak ulama dan mubaligh bersatu untuk memberikan informasi kebobrokan penguasa serta menggantinya dengan kehidupan khilafah islam. Semoga acara Konferensi Rajab berjalan baik dan diberi kemudahan oleh Allah SWT.


Buya Rusydi St. Iskandar, Ketua Majelis Ulama Salingka Danau Maninjau, Sumbar
Ideologi dan sistem yang diterapkan di negeri ini nyatanya tidak mampu membebaskan negeri ini dari penjajahan dan menyejahterakan penduduknya. Karena itu, saatnyalah bangsa ini segera merujuk pada ideologi dan sistem Islam dalam mengelola negara. Itulah syariah yang diterapkan oelh sistem pemerintahan Khilafah.


Ustadz Basral Yan, M.Ag, Ketua Ikatan Muballigh Profesional Kota Padang
Sudah seharusnya umat mencampakkan sistem demokrasi dan menggantinya dengan sistem yang diridhai Allah dan Rasul-Nya, yang menjamin keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Kita ambil dan terapkan petunjuk hidup dan sistem khilafah yang diberikan oleh Allah Yang Mahabijaksana.


Buya Drs. Afdhal A Saad, Ketua Umum Dewan Dakwah Kab. Solok, Sumbar
Saya selaku ulama di Kab. Solok sangat mendukung sekali upaya yang dilakukan HTI saat ini, dan mudah-mudahan umat "bangun dari tidur panjangnya" Insya Allah kami dalam waktu yang tesisa akan ikut mensosialisasikan Konferensi Rajab ini kepada umat, agar mereka paham perjuangan paling utama yang seharusnya dilakukan umat saat ini. Semoga HTI diberkahi oleh Allah.


Gus Mujib, Pengasuh Pesantren Dakwah Mambaul Hikam, Suko, Kab. Lumajang, Jawa Timur
Bila syariah Islam diamalkan/ditegakkan dengan sempurna oleh khilafah maka Islam menjadi rahmat seluruh alam. Yang diuntungkan tidak hanya orang Islam tetapi juga orang kafir. Kehidupan lebih damai, aman. Syariah itu solusi. Tidak ada solusi lainnya.


KH. Muwafiq Ma'mun, Pengasuh Madin Nurul Huda, Warungdowo, Pasuruan, Jawa Timur
Kyai-kyai sejak dari dulu menginginkan penerapan Islam secara kaffah. Mari bersama¬-sama berjuang menegakkan Khilafah, semoga pertolongan Allah SWT kita dapatkan sebagaimana Rasulullah mendapatkannya.


KH. Mas Tohari, Pengasuh Ponpes Roudlotul Mutoharoh, Pasrepan, Pasuruan, Jawa Timur
Syariah Islam tempatnya tentu Khilafah. Sebab Khilafah untuk menyatukan umat Islam sedunia. Orang yang tidak percaya dan mengikuti Rasulullah SAW dengan membawa syariahnya namanya "orang gila".


KH. Azhari Abbas, Ketua MUI Provinsi Kepulauan Riau
Umat Islam harus merespon secara positif penerapan sistem Syariah dan Khilafah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir, karena sistem syariah dan Khilafah-lah yang akan dapat menyelesaikan semua permasalahan di negeri tercinta yang sudah carut marut ini.


Drs. HM. Sirajuddin, Sekretaris Majelis Syuro-Komite Perjuangan Penegakan Syariah Islam (KPPSI) Sulawesi Selatan
Kami sangat mendukung pelaksanaan Konferensi Rajab 1432 H yang dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan Konferensi Rajab makin mengokohkan opini penegakan syariah dan khilafah.


KH. Abdul Jalil, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aman ¬Gombara Sulawesi Selatan
Sudah sepatutnya ulama tampil terdepan dalam perjuangan syariah dan khilafah, utamanya dengan ilmu yang dimilikinya dalam mendakwahkan Islam dibarengi dengan amal perbuatan.


KH. Syamsuddin Latif, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar
Momentum Rajab 1432 H menjadi sangat penting untuk mengingatkan kaum muslimin
pada peristiwa keruntuhan Khilafah 90 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 28 Rajab 1342 H. Pasca keruntuhan Khilafah, umat laksana anak ayam tanpa induk sehingga membawa kemerosotan sangat parah pada diri umat Islam. Bulan Rajab 1432 juga menjadi momentum untuk penyadaran besar-besaran umat bahwa hanya dengan Khilafah kaum Muslimin dapat bangkit dan membangun kembali kejayaaan peradaban dan menggapai kesejahteraan.


KH. Muslimin Lahadji, SH, Pimpinan Ponpes Darul Khair Desa Masing Kec. Batui Selatan Kab. Banggai, Sulawesi Tengah
Penerapan syariah Islam merupakan harga mati bagi umat Islam, karena tidak ada satupun sistem yang bisa menyejahterakan bangsa dan negara kecuali dengan syariah Islam. Satu kekurangan umat Islam scat ini karena tidak adanya kepemimpinan tunggal (Khilafah) yang menjadi rujukan umat Islam.


KH. Ahmad Yani Hamid, Ketua Umum MUI Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan
Saya sangat mendukung perjuangan Hizbut Tahrir, dan juga diharapkan kepada adik¬-adik Hizbut Tahrir untuk banyak menyosialisasi¬kan ke daerah-daerah agar umat tahu tentang syariah, khilafah dan Hizbut Tahrir. Dan insya Allah hanya Hizbut Tahrir satu-satunya harapan umat ke depan.


KH. Endang Ahmad Arif, Pimpinan Ponpes Miftahul Huda 606 Lampung dan Ketua Forum Komunikasi Ponpes/FKPP se¬Lampung Selatan
Scat ini banyak persoalan-persoalan dan kerusakan yang mendera Umat Islam, seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan kezaliman. Oleh karenanya, sebagai hamba yang mengimani Allah dan rasulnya sudah semestinya kita menegakkan syariah dan khilafah yang akan membawa pada kehidupan yang penuh berkah dan sejahtera.


Dr ling Lukman M.Si, Dosen Universitas Malahayati Lampung/Alumnus Universitas Putra Malaysia
Saya sangat mendukung penegakan syariah dan khilafah, sebab kini ketika kita tidak menerapkan syariah dan khilafah maka yang terjadi adalah kerusakan. Mudah-mudahan dengan adanya Konferensi Rajab makin banyak umat yang mendukung perjuangan syariah dan khilafah.


Tuan Guru HM. Yusuf Usman, Tokoh Masyarakat dan sesepuh Bima, Nusa Tenggara Barat
Menegakkan syariah Islam adalah kewajiban bagi umat Islam yang telah mengucapkan bai'at kepada Allah SWT. Syariah islam akan menjadi rahmat bagi seluruh alam ini. Penerapan syariah tidak ada akan bisa berjalan kecuali dengan tegaknya khilafah islamiyah. Semoga HT tetap istiqamah dan konsisten memperjuangkan syariah Islam dan khilafah.


Ust Drs Ahmad Gunarso, MM, Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia Tulungagung, Jawa Timur
Kaum Muslimin jangan mengharap kebahagiaan dunia akhirat bila tidak kembali pada syariat Islam. Khilafahlah yang akan menjamin terlaksananya hukum syara' secara kaffah. Kita semua harus berjuang sekuat tenaga, kalau tidak mampu ya dengan harta, dan paling tidak mendoakan agar khilafah segera tegak.


KH. Qowaid, Ketua Majelis Ta'lim AI-Mu'ashiroh Kota Mojokerto
Syariah dan Khilafah adalah fardhu bagi tiap Muslim untuk menegakkannya. Hizbut Tahrir harus mampu bersinergi dengan seluruh komponen umat Islam dalam perjuangannya.


Sukri Fadholi SH, Ketua DPD I PPP DIY dan mantan Wakil Walikota Yogyakarta
Sejarah membuktikan bangsa yang kita cintai ini ketika meninggalkan prinsip Islam dalam
membangun kehidupan bangsa ini ternyata tidak bisa memberikan kemaslahatan umat. Bila bangsa Indonesia mampu menegakkan prinsip islam yang utuh dan kaffah dengan sistem khilafah tentunya Allah akan memberikan jaminan kehidupan negara ini menjadi negara yang makmur baldhatun thayibatun warabun ghafur kemudian punya kehormatan yang bermaslahat bagi umat.


Ust. Bukhori, Mudhir Ma'had Al Muslimun Magetan
Dengan runtuhnya Khilafah yang berpusat dii Turki tahun 1924, umat Islam seperti anak ayam kehilangan induk, terus dicerai-beraikan dan dimangsa penjajah. Kini saatnya umat Islam bangun dari tidurnya, bangkit dari kelalaiannya yang sudah sekian lama. Semoga Konferensi Rajah 1432 H ini menjadi titik tolak kebangkitan umat Islam, untuk mengembalikan kemuliaannya yang telah lenyap.


Ust. H. Masriyuddin Aziz, Anggota Forum Komunikasi Mubaligh (FKM) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Saya sangat mendambakan tegaknya Khilafah Islamiyah dan saga sangat mendukung
upaya Hizbut Tahrir Indonesia dalam menegakkan syariah dan khilafah karena itu (Khilafah)
merupakan mutiara yang hilang saat ini. Selain itu Khilafah juga merupakan tuntutan aqidah umat Islam dan sehingga kita tidak mengenal Islam hanya sekadar konsep belaka. Dengan tegaknya Khilafah umat Islam dapat langsung merealisasikan ajaran Islam secara totalitas.


Ust Nashrullah, MT, Dosen FakTeknik Untan, Pontianak
Kita memang harus kembali keagama dengan melaksanakan Islam secara kaffah. Sejak zaman dulu nabi itu membawa syariat, sebetulnya untuk akhir zaman ini adalah syariat Islam sebagai penyempurna syariat agama samawiyah, solusi untuk masyarakat kita bagaimana kita membumikan syariat Islam.


KH. Syamsul Arifin Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman Desa Tegal Pasir Kecamatan Jambe Sari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Saya bukan hanya sekadar setuju dengan diadakannya acara Konferensi Rajab oleh HTI tetapi juga mendukung karena di dalam acara tersebut ada beberapa faktor yang bisa dijadikan penyemangat dalam perjuangan menegakkan kembali syariat Islam dan khilafah seperti yang kita idam-idamkan.
KH Abdul Roif Huntoyungo, Ulama Pengasuh Hikmah Pagi RRI Gorontalo
Syariat Islam wajib diterapkan secara kaffah dalam kehidupan. Umat harus berjuang untuk menegakkan khilafah agar syariat bisa diterapkan secara kaffah. Tantangannya berat tapi harusterus diperjuangkan.


M. Ilyas Kono, Muballigh dan Pimpinan Yayasan Format Bangsa Provinsi Gorontalo
Tiada yang lebih sesat sesesat-sesatnya kecuali orang yang mengambil hukum selain hukum Allah. Untuk mencapai kejayaan harus kembali kepada hukum Allah, kembali kepada syariah dan khilafah. Tidak ada kejayaan jika kita tidak menegakkan khilafah di muka bumi Allah.


Dr Triyogo Suhadi, Birokrat
Perjuangan HT menegakkan khilafah perlu didukung secara signifikan dan terus menjalin mitra dengan ormas-ormas Islam lainnya menuju kesatuan barisan.


Susmin Ito, Ketua UKM Penalaran dan Keilmuan Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
Melalui Konferensi Rajab yang dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dapat mengetuk keimanan kita semua untuk kembali berpegang teguh pada tali agama Allah SWT melalui penerapan syariat dan penegakan Khilafah Islamiyah yang telah terbukti mampu menyelesaikan seluruh problematika umat lebih dari 13 abad.
SUMBER:

Gempita Konferensi Rajab di Delapan Kota: Khilafah Khilafah Khilafah

BeritaMantap.com - Khilafah, khilafah, khilafah! Seruan tersebut kembali menggema di 8 kota besar di tanah air. Setelah dua pekan berturut-turut Indonesia digemakan dengan gelora syariah dan khilafah di beberapa kota besar seperti Banjarmasin, Kendari, Palu, Jayapura, Ternate, Samarinda, Batam, Pelembang, Lampung, Palangkaraya, dan Ketapang.

Dan hari ini, Ahad 19 Juni 2011, Hizbut Tahrir Indonesia kembali menyelenggarakan Konferensi Rajab 1432 H di 8 kota lainnya Yogyakarta, Pekanbaru, Padang, Banda Aceh, Lubuklinggau, Bengkulu, Jambi, dan Pangkalpinang. Sedangkan Mataram yang tadinya diagendakan menggelar acara serupa hari ini, diundur ke 29 Juni.

Tema nasional yang diusung Hidup sejahtera di bawah naungan khilafah, menjadi pembahasan yang hangat setelah dua pekan ini telah sukses diselenggarakan dan opini syariah dan khilafah pun kembali dielu-elukan.

“Sekularisme ajaran sesat menyesatkan, tujuannya untuk memisahkan agama dengan kehidupan dunia sehingga harus ditinggalkan” ujar Ketua DPD I HTI Riau, saat membuka konferensi di Pekanbaru. Ia juga menyampaikan bahwa tanpa khilafah, maka tidak ada persatuan hakiki. Sedangkan nasionalisme hanya memecah belah umat.

“Kita jangan sampai jadi setan bisu yang tidak dapat dengan lantang mengatakan kepada penguasa yang zalim dan fasik bahwa menegakkan syariah dalam bingkai khilafah itu wajib hukumnya!” tegas Ketua DPP HTI Muhammad Rahmat Kurnia saat menyampaikan Seruan Hangat Hizbut Tahrir kepada Kaum Muslim Riau.

Sedangkan di Yogyakarta, sekitar 10.000 kyai, ustadz, mubalighah, kaum intelektual, pengusaha yang datang dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta memadati Jogja Expo Centre (JEC) untuk mengikuti konferensi.

Mereka pun menggelorakan seruan wajibnya menegakkan syariah dan khilafah. Istimewanya konferensi di DIY ini menghadirkan ulama ternama dari Jepang yakni Prof Hasan Ko Nakata. Dalam orasinya yang disampaikan dalam bahasa Arab, ia memberikan semangat kepada warga DIY untuk terus berdakwah menyadarkan kaum Muslim agar terikat dengan hukum Islam dan berjuang bersama Hizbut Tahrir menegakkan khilafah.

“Dari Yogyakarta, terus merambat ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan dunia!” pekiknya. Dalam kesempatan itu, hadir pula Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto membacakan Seruan Hangat dari Hizbut Tahrir untuk Kaum Muslim DIY dan Jawa Tengah.

Di ujung barat Indonesia, Banda Aceh, seruan khilafah pun digelorakan. Di kota Serambi Mekah ini, sekitar 2000 Kaum Muslimin dari berbagai wilayah di Aceh berkumpul di Aula Dayan Daod. Konferensi Rajab di Aceh berlangsung dengan lancar dan penuh antusias dari para peserta yang tidak henti-hentinya menyerukan kata-kata tegakkan khilafah. Tidak kalah menariknya juga konferensi di Jambi. Sekitar 350 Kaum Muslimin memenuhi Auditorium RRI Tenalai Pura, Kota Jambi, Provinsi Jambi.

Sedangkan di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Rais Am Nahdlatul Ulama (NU) Bangka Tengah KH Syairan Rois menyatakan bahwa NU Bangka Tengah mendukung seluruh perjuangan Hizbut Tahrir.

“Kami mendukung seluruh perjuangan Hizbut Tahrir, dan kami menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk kembali menegakkan khilafah!” ajaknya, kemudian disambut takbir hadirin.

Wakil Gubernur Bangka Belitung Syamsuddin Basari juga menyempatkan hadir dan menyatakan dukungannya. Ia mengatakan secara pribadi mendukung perjuangan Hizbut Tahrir untuk menegakkan khilafah. Karena Indonesia sekarang benar-benar dalam keadaan terpuruk oleh sistem yang rusak.

Ia pun menyatrakan perlu kesatuan umat. Dari ulama dan umara termasuk seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama bersatu menegakkan khilafah. Apa yang diperjuangkan Hizbut Tahrir ini tidak melenceng dari agama dan patut diperjuangkan. Dan Hizbut Tahrir pun tidak pernah melakukan tindakan kekerasan dan inilah yang benar. Seharusnya pemerintah mendukung perjuangan Hizbut Tahrir,” akunya dengan lantang sehingga takbir pun kembali menggema.

Rangkain Kegiatan Konferensi Rajab 1432 H, diagendakan akan terus bergulir di 29 kota besar sejak 2 Juni lalu dengan acara puncak pada 29 Juni di Stadion Lebak Bulus, Jakarta.[]

SUMBER:

Gema Khilafah di Negeri Seribu Pulau (Maluku)

BeritaMantap.com - Panitia mengaku kewalahan melihat besarnya animo peserta yang hadir mengikuti acara Konferensi Rajab 1432 H, Sabtu (18/6) pagi di Hotel Vellya, Ternate. Pasalnya, mereka hanya menargetkan 500 peserta saja. Namun warga Maluku Utara dari berbagai pulau kecil dengan antusias ke Ternate untuk menyukseskan acara ini membludak, sehingga mendesak panitia menambah lagi tempat duduk.

“Acara ini digelar sebagai salah satu upaya Hizbut Tahrir untuk menyebarkan opini kepada warga Ternate untuk menegakkan kembali khilafah,” ujar ketua panitia konferensi Ngadino. Menurutnya, perhelatan yang bertema Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah ini di samping sebagai tuntutan keimanan untuk hidup dalam sistem Islam, tegaknya khilafah juga bisa membawa warga negeri seribu pulau ini untuk hidup lebih sejahtera di banding hidup di bawah sistem kufur kapitalisme-demokrasi yang berlaku sekarang.

Di samping itu, tegaknya khilafah juga suatu keniscayaan lantaran merupakan janji Allah SWT. “Khilafah akan tegak kembali dan ini pasti sebab merupakan janji Allah,” pekik DPD I HTI Maluku Utara Fatah Syukur, dalam orasinya.

Dalam kesempatan itu, hadir juga pembicara dari DPP HTI Abu Hafidz dan tentunya testimoni dari para tokoh masyarakat Maluku Utara yang sangat mendukung dan bersedia bersama-sama dengan Hizbut Tahrir berjuang untuk menegakkan khilafah.

Dalam acara yang berakhir menjelang Zhuhur ini disuguhkan pula tarian khas Maluku Utara dan teatrikal tentang wajibnya menegakkan satu-satunya institusi pemerintahan yang diridhai Allah SWT, yakni khilafah yang menerapkan syariah Islam secara kaaffah.
SUMBER:

Sekitar 1200 Warga Sumsel Sambut Seruan Tegaknya Khilafah

BeritaMantap.com - Sekitar 1200 warga Sumatera Selatan memadati Asrama Haji Palembang, Sabtu (18/6) pagi. Warga yang terdiri dari para ustadz, kiai, mubalighah, akademisi, pengusaha, serta aktivis Islam ini datang dari berbagai daerah di Sumsel untuk menghadiri Konferensi Rajab 1432 H yang bertema Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah.

Dalam kesempatan itu, DPD I HTI Sumsel Mahmud Jamhur menegaskan bahwa dalam upaya penegakkan syariah dan khilafah warga Sumsel harus jadi pemain, jangan hanya jadi penonton. Pasalnya, meski tegaknya khilafah merupakan janji Allah SWT, namun kaum Muslim pun diwajibkan untuk berjuang menegakannya.

“Janji Allah adalah sebaik-baiknya janji yang pasti akan terjadi. Sudah saatnya umat dipimpin oleh seorang khalifah!” seru Mahmud dan disambut takbir hadirin.

Pembicara lainnya yang juga anggota DPD I HTI adalah Budianto Haris (Posisi Indonesia di Tengah Kapitalisme Global); Adi Susanto (Khilafah sebagai Solusi), Prof Syarif (Khilafah Negara Adidaya, masa depan yang mensejahterakan). Hadir pula sebagai pembicara utusan dari DPP HTI Abu Miqdan yang menyampaikan orasi Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah.

Selain di Palembang, dalam waktu yang sama diselenggarakan pula acara serupa di Ternate. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Konferensi Rajab 1432 H yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia sejak 2 Juni lalu di 29 kota besar di Indonesia. Sedangkan acara puncaknya diagendakan dilaksanakan pada 29 Juli di Stadion Lebak Bulus, Jakarta.

Kegiatan kolosal ini diselenggarakan sebagai salah satu aktivitas politik HTI dalam rangka membina masyarakat untuk bangkit dan berjuang menegakkan kembali satu-satunya sistem pemerintahan yang diridhai Allah SWT, yakni khilafah yang menerapkan syariah Islam kaaffah.
SUMBER:

BOCORAN KONFERENSI IBLIS, SYETAN DAN JIN

BeritaMantap.com - Pernahkah anda mendengar konferensi ini? Sedikit renungan disela kesibukan kita, sekedar saling mengingatkan. Dalam suatu Konferensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan:
"Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid",
"Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran",
"Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka ALLAH SWT dan Pembawa risalah-Nya Muhammad",
"Pada saat mereka melakukan hubungan dengan ALLAH SWT, maka kekuatan kita akan lumpuh."
"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid, biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT".
"Inilah yang akan kita lakukan," kata iblis.
"Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada ALLAH SWT dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!".
"Bagaimana kami melakukannya?" tanya para hadirin yaitu syaitan, dan jin.
Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipu daya untuk menyibukkan fikiran mereka,"
Jawab sang iblis "Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG".
"Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong."
"Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka."
"Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja".
"Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah."
"Pikat mereka untuk terus membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan".
"Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC di rumah.
"Sepanjang hari, bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko2 di dunia ini."
"Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan ALLAH SWT dan Rasul-Nya"
"Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan tabloid".
"Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari".
"Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan".
"Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.
"Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus di majalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka"
"Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala". "Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka mereka akan mulai mencari di luaran".
"Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga"
"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat."
"Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana ALLAH SWT menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop."
"Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK." "Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.
"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran ALLAH SWT."
"DAN DENGAN SEGERA MEREKA AKAN MERASA BAHWA KESUKSESAN, KEKAYAAN, KEBAIKAN/KESEHATAN KELUARGA ADALAH MERUPAKAN HASIL USAHANYA YANG KUAT - DAN BUKAN ATAS IZIN ALLAH SWT."
"PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL."
"RENCANA YANG BAGUS."
Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIM MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA".
"Dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat ALLAH SWT sang Pencipta."
"Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan ALLAH SWT dan RasulNya".
Sekarang pertanyaannya adalah,
"APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL???"
"KITALAH YANG MENENTUKAN..!!!"
SUMBER:

Video Konferensi Rajab 1432H di Samarinda Kalimantan Timur

BeritaMantap.com - HTI Press. Pekikan Takbir menggelora di GOR Segiri Samarinda, Kalimantan Timur. Ahad 12 Juni 2011, HTI DPD I Kalimantan Timur mampu mendatangkan massa sekitar 4000 Lebih dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan Timur dalam acara Konferensi Rajab 1432 H Kaltim. Massa yang cukup besar untuk event-event bertema keagamaan di Kaltim. Hujan di pagi hari, tidak membuat surut langkah masyarakat Kaltim untuk menghadiri acara Konferensi tersebut, bahkan tidak ada satu tempat duduk pun yang kosong sehingga syabab Hizbut Tahrir diminta untuk mengalah oleh panitia. baiklah lihat segera videonya:



SUMBER:

FOTO Terbaru Konferensi Rajab 1432 H Kendari Sulawesi Tenggara

BeritaMantap.com - HTI Press. 12 Juni 2011 umat muslim se-Sulawesi Tenggara mencatat sejarah perjuangan kaum muslimin dalam mengembalikan kehidupan Islam pada perhelatan akbar Konferensi Rajab (KR) 1432 H. Bertempat di arena utama ex-MTQ Nasional Kendari KR ini dihadiri oleh lebih dari 15.000 orang peserta yang terdiri dari semua elemen masyarakat, diantaranya ulama, muballigh dan muballighoh, tokoh masyarakat.

SUMBER: